Air merupakan suatu zat cair yang istimewa untuk kehidupan,
menutupi dua pertiga dari permukaan bumi. Tubuh kita terbentuk dari cairan
istimewa ini dengan perbandingan 50% -95%. Dari bakteri yang hidup di sumber
air panas dengan suhu yang mendekati titik didih air, sampai beberapa jenis
lumut yang tumbuh pada gletser, kehidupan ada disetiap tempat dimana terdapat
air, tanpa memandang suhu. Bahkan pada setetes air yang tergantung di ujung
sebuah daun setelah hujan, ribuan mikroorganisme hidup pada
muncul,bereproduksi,dan bahkan mati. Ternyata molekul air sangat sulit
terbentuk pertama-tama kita dapat membayangkan molekul hydrogen dan oksigen, yang merupakan komponen air,
dimasukkan kedalam wadah kaca. Selanjutkan dibiarkan keduanya berada dalam
wadah tersebut dalam jangka waktu yang lama. Dalam waktu yang selama itu
mungkin gas-gas ini belum membentuk air bahkan jika keduanya tetap berada dalam
wadah tersebut selama ratusan tahun. Walaupun terbentuk air tidak akan lebih
dari segelintir pada dasar wadah dan itupun akan terjadi dengan sangat
lambat,hinggan ribuan tahun.
Penyebab mengapa air sangat lambat terbentuk pada
kondisi-kondisi ini adalah suhu pada suhu kamar oksigen dan air bereaksi sangat
lambat
Dalam keadaan bebas oksigen dan hydrogen ditemukan sebagai
molekul H2 dan O2,
untuk bergabung membentuk molekul air Keduanya harus bertubrukan, sebagai hasil dari tubrukan ini.
Ikatan-ikatan yang membentuk molekul hydrogen dan oksigen melemah, sehingga
tidak ada lagi penghalang untuk bergabungnya atom oksigen dan hydrogen. Suhu
akan meningkatkan energy begitu juga kecepatan – kecepatan molekul ini,
sehingga jumlah tubrukan yang terjadi akan meningkat. Akibatnya, reaksi yang
terjadi dipercepat. Akan tetapi saat ini, tidak ada lagi suhu yang cukup tinggi
untuk membentuk air dibumi. Panas yang diperlukan untuk pembentukan air
disuplai selama terbentuknya bumi ini. Yang mana menghasilkan munculnya banyak
air sebanyak yang menutupi tiga perempat permukaan bumi. Saat ini, air menguap
dan naik ke atmosfir dimana kemudian dia menjadi dinggin dan kembali ke bumi
dalam bentuk hujan. Oleh karena itu jumlah air tidak bertambah tapi hanya
mengalami siklus yang terus – menerus.