makalah hormon

Label:




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Organime multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah. Sistem endokrin yang terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem syaraf, mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organ-organ tubuh kita. Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran jadi hormon yang dihasilkan diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-sel yang dituju guna melangsungkan proses yang diperlukan oleh tubuh. Kata “hormon” mempunyai arti senyawa yang merangsang istilah hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh Wiliam Bayliss dan Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin suatu molekul yang dihasilkan oleh duodenum yang merangsang keluarnya pankreas.
Sekresi Hormonal, hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel/ organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi endokrin ini bisa dilihat dari sekresi hormon insulin oleh β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ target. Konsentrasi homon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15-10-9.Berdasarkan strukturnya, hormon dikelompokkan menjadi 3 golongan hormon steroid, hormon turunan protein dan hormon turunan asam amino steroid senyawa kolesterol. Hormon–hormon ini dihasilkan oleh gonad korteks adrenal dan hormon yang dihasilkan didalam tubuh umumnya tersusun oleh senyawa protein. Hormon yang berasal dari turunan protein ialah pituitary, partiroid, lambung, hati dan ginjal. Hormon tersusun oleh turunan asam amino, misalnya tiroksin yang berasal dari asam amino tiroksin yang merupakan hormon yang disekresi oleh kelenjar trioid.



1.2.            Rumusan Masalah
1.      Apa itu Hormon ?
2.      Apa saja macam-macam hormon ?
3.      Bagaiamana mekanisme kerja hormon ?

1.3.            Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian hormon.
2.      Untuk mengetaui macam-macam hormon.
3.      Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon.

1.4.            Batasan Masalah
Makalah hanya membahas tentang Hormon
  

BAB II

PEMBAHASAN


2.1.1.      Sekresi Hormonal

Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.

2.1.2    Reseptor Hormon

Konsentasi hormon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15 –10-9. Sel target harus membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga antar hormon dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yangterikat pada sel target disebut Reseptor Reseptor Hormon: Molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya Umumnya pengikatan Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler.
Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger) Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai.Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan dilepaskannya zat-zat pengatur

2.1.3    Struktur Reseptor Hormon

Setiap reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional
yaitu
1.      Domain pengenal akan mengikat hormone
2.      Regio skunder menghasilkan (tranduksi) signal yang merangkaikan pengaturan beberapa fungsi intrasel Reseptor hormon Steroid dan Thyroid membentuk suatu superfamili yang besar dari faktor transkripsi. Disini termasuk juga reseptor untuk vitamin D dan Asam retinoid. Reseptor untuk hormon Glukokortikoid mempunyai beberapa domain fungsional yaitu:
1.      Regio pengikat hormon dalam bagian terminal karboksil
2.      Regio pengikatan DNA yang berdekatan
3.      Sedikitnya dua regio yang mengaktifkan transkripsi gen
4.      Sedikitnya dua regio yang bertanggung jawab atas translokasi reseptor dari sitoplasma ke nucleus
5.      Regio yang mengikat protein renjatan panas tanpa adanya ligand


2.1.4    Klasifikasi Hormon

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel
            Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1.Golongan Steroidturunan dari kolestrerol
2.Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil
Thyroid,Katekolamin
4.Golongan Polipeptida/Protein
Insulin,Glukagon,GH,TSH
            Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:
1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
.           Berdasarkan lokasi reseptor hormone:
1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel : kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler

2.1.5    Kelompok Hormon yang Berikatan dengan Reseptor Permukaan Sel

Kelompok hormon ini terdiri dari hormon-hormon yang bersifat larut dalam air dan terikat pada membran plasma sel sasaran. Hormon-hormon ini akan berkomunikasi dengan proses meTabolisme intraseluler melalui senyawa yang disebut sebagai second messenger.Konsep second messenger timbul dari pengamatan Earl Sutherland dan rekan-rekan,bahwa Epineprin terikat pada membran plasma eritrosit burung merpati dan meningkatkan cAMP.Diikuti oleh berbagai macam percobaan ditemukan bahwa cAMP ternyata mengantarai efek metabolik banyak hormon. Senyawa second messenger yang diaktivasi oleh pengikatan antara hormonc dengan reseptor spesifiknya di membran plasma

2.1.6.   INSULIN

Pulau Pankreas mensekresikan paling sedikit empat jenis hormon yaitu:
-          Insulin
-          Glukagon
-          Somastotatin
-          Polipeptida Pankreas
Insulin disekresikan dari pankreas 40-50 unit/hari (15-20% dari penyimpanan ). Sekresi insulin dapat berlangsung secara :
- Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen Ini merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan puasa
- Sekresi insulin yang dirangsang : sekresi insulin karrena adanya respon terhadap rangsang eksogen. Sejumlah zat yang terlibat dalam pelepasan insulin disini adalah :
1. Glukosa rangsang pelepasan insulin paling poten
Glukosa dapat masuk kedalam sel β pankreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membran yang spesifik disebut Glukosa Transpoter 2 rangsang sekresi insulin
2. Asam Amino, Asam lemak, Badan keton
3. Faktor hormonal
Preparat β adrenergik merangsang pelepasa insulin yang mungkin dengan cara peningkatan cAMP intrasel.Paparanyang terus menerus dengan hormon pertumbuhan, kortisol,laktogen plasenta, estrogen, progestin dalam jumlah yang berlebihan juga meningkatkan sekresi insulin
4. Preparat farmalologik : • Senyawa Sulfonilurea • Tolbutamid

2.1.6.1.Mekanisme Kerja Insulin

Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
- subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin
- subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang berbeda. Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

2.1.6.2.     Efek Insulin

Ø Efek pada hati
- membantu glikogenesis
- meningkatkan sintesis trigliserida, kolesterol, VLDL
- meningkatkan sintesis protein
- menghambat glikogenolisis
- menghambat ketogenesis
- menghambat glukoneogenesis
Ø Efek pada otot
- membantu sintesis protein dengan :
. meningkatkan transport asam amino
. merangsang sintesis protein ribosomal
- membantu sintesis glikogen
Ø Efek pada lemak
- membantu penyimpanan triglserida
- meningkatkan transport glukosa ke dalam sel lemak
- menghambat lipolisis intraseluler



2.1.7.   Kelompok Hormon Mempunyai Reseptor Intrasel

Kelompok hormon ini bersifat lipofilik dan dapat berdifusi lewat membran plasma semua sel, tetapi hanya menjumpai reseptor spesifiknya di dalam sel sasaran. Kompleks Hormon Reseptor selanjutnya menjalani reaksi aktivasi yang tergantung pada suhu serta garam dan reaksi ini akan mengakibatkan perubahan ukuran, bentuk, muatan permukaan yang membuat kompleks hormon tersebut mampu berikatan dengan kromatin pada inti sel. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA yang dinamakan unsur respon hormon/HRE dan membuat aktif dan inaktif gen spesifik.Dengan memberi pengaruh yang selektif pada transkripsi gen dan produksi masing-masing mRNA ,pembentukan protein spesifik dan proses metabolik dipengaruhi.
Kelompok hormon steroid seperti Estrogen,Progsteron, dan Kortison memberi pengaruh dominan pada transkripsi gen.Hormon ini akan berikatan dengan reseptornya di intrasel dari sel target. Kompleks hormon reseptor berbertindak sebagai sinyal intrasel akan terikat pada pada unsur respon hormon yang barfungsi mengaktivasi proses tanskripsi menyebabkan pembentukan mRNA spesifik. Efek yang sama juga terhadap hormon Thyroid

2.1.8.   Hormon Thyroid

Kelenjar thyroid merupakan organ yang mensekresikan terutama hormon 3,5,3’-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4). Hormon ini membutuhkan Iodium untuk aktifitas biologiknya. Pada kelenjar Thyroid T3 dan T4 terikat pada thyroglobulin, tempat berlangsungnya biosintesa hormon ini . Pembebasan T3 dan T4 dari thyroglobulin memerlukan enzim proteolitik yang distimulasi oleh TSH (atau cAMP) tetapi dihambat oleh Iodium dan oleh Litium seperti Litium Karbonat yang digunakan untuk terapi manik depresif .Efek ini dimanfaatkan dengan penggunaan Kalium Iodida untuk terapi hiperthyroidisme. T3 dan T4 yang berada di sirkulasi berikatan dengan protein darah yaitu :
- TBG ( 85 % )
- TBPA
- Albumin (sedikit )
Aktifitas biologik hormon ini adalah oleh fraksi yang tidak terikat (bebas)
2.1.8.1.Mekanisme Kerja
Hormon T3 dan T4 berikatan dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran. Di sitoplasma hormon ini berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah dengan reseptor spesifiknya. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen. Dari transkripsi gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid.


BAB III
PENUTUP


3.1.            Kesimpulan
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah. Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf seriing dipandang sebagai pembawa pesan melalui siistem struktural yang tetap. Sistem Endokrin dimana berbagaii macam” hormon “disekresikan oleh kelenjar spesifik , diangkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon). Kata hormon berasal darii istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifiitas.
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Sekresi hormon dikenal secara Endokrin, Parakrin dan Autokrin. Hormon sebelum memulai efek biologiknya harus berikatan dengan reseptor pengenal Spesifiknya. Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler.
Hormon-hormon pituitaria dan ovarium juga bertanggung jawab terhadap perkembangan kelenjar susu. Disamping itu juga diketahui bahwa estrogen terutama berperan pada perkembangan saluran susu dan progesteron bertanggung jawab pada perkembangan lobulo-alveolar. 

DAFTAR PUSTAKA


Poedjadi, Ana & F.M.Titin supriyanti.1994. Dasar –dasar biokimia.Jakarta:UI
Udiati Umi, Menyerentakkan berahi Domba Dan Kambing dengan Spons Progesteron. Warta Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Vol.29,No.,3,2007









































REAKSI KIMIA

Label:


Reaksi kimia merupakan peristiwa perubahan kimia dari zat – zat yang bereaksi ( reaktan ) menjadi zat – zat hasil reaksi ( produk ). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur.
A.    Ciri-ciri reaksi kimia
Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati. Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut.
a.       Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna   :  Sebagai contoh kita dapat mengamati bahwa warna ungu pada larutan kalium permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat (H2C2 O4)
Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium  permanganat berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna. Demikian juga dengan  tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna  kehitaman dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan.

b.      Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan  
 Ketika barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
          BaCl2     +    Na2SO4     →     BaSO4     +      2NaCl
         (larutan)     (larutan)          (padatan)      (larutan)
Banyak sekali zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain adalah larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl)   menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3).
             AgNO3    +     NaCl        →     AgCl    +      NaNO3
   (larutan)       (larutan)         (padatan)    (larutan)
Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat
dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama
 dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat),
terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan.
 Misal pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium (I)dapat dicapai dengan mengendapkan ketiga ion itu mula - mula sebagai klorida, diteruskan dengan menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal klorida (PbCl2) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan ditemukan dalam filtrat.
c.       Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu  
 Kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu. Pada percobaan mereaksikan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH) terjadi kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia yang menghasilkan kenaikan suhu dinamakan reaksi eksoterm.Reaksi eksoterm dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin pada kendaraan bermotor.Pada percobaan kedua, saat kamu mereaksikan campuran barium hidroksida (Ba(OH)2) dan amonium klorida (NH4Cl),larutan tersebut akan menyerap panas di sekitarnya sehingga terjadi penurunan suhu. Reaksi kimia yang menyerap panas di sekitarnya dinamakan reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak makanan.

d.      Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas  
 Pernahkah kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet effervescent)  ke dalam segelas air ? Ketika kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi ke dalam segelas air, kamu akan melihat gelembung-gelembung gas muncul   dari dalam larutan. Hal ini membuktikan bahwa dalam peristiwa reaksi kimia dapat menimbulkan gas. Selain contoh di atas, kamu juga dapat mengamati reaksi kimia
yang menghasilkan gas pada saat kamu membuka kaleng minuman berkarbonasi. 
B.     Jenis-jenis reaksi kimia
1.      Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran adalah jenis reaksi kimia dimana suatu senyawa bersama – sama dengan oksigen saling bereaksi sehingga terjadi pembentukan senyawa baru yang terdiri dari oksigen tersebut.
Cirri khas utama reaksi ini adalah peran oksigen yang cukup besar, seperti yang telah diketahui ketersediaan oksigen merupakan syarat mutlak terjadi suatu reaksi pembakaran propane yang menghasilkan zat baru dari karbondioksida
Contoh reaksi : C3H8 + O2  à CO2 + H2O

2.      Reaksi penggabungan
Reaksi penggabungan adalah jenis reaksi kimia yang terjadi pembentukan zat baru yang terdiri dari zat – zat pembentuk zat tersebut. Reaksi penggabungan disebut juga dengan reaksi pembentukkan. Konsep utama dari reaksi adalah zat baru yang terbentuk haruslah berasal dari reaksi antar zat tersebut.
Contoh reaksi :
Contoh reaksi diatas merupakan reaksi pembentukkan air dari pembentukkan zat-zat penyusunnya yaitu Hidrogen dan Oksigen. Pada keadaan awal dan suhu ruangan, zat-zat pembentuk tersebut tidak dapat di temui dalam bentuk unsure monoatomik (unsur yang terbentuk hanya dari satu atom). Pada keadaan normal, unsure-unsur seperti hydrogen dan oksigen terdiri dari dua atom yang di sebut dengan unsure diatomic.
3.      Reaksi penguraian
Reaksi penguraian adalah reaksi kimia yang terjadi dimana zat-zat yang lebih besar dan kompleks diuraikan kembali menjadi za-zat penysunnya. Bila di perhatikan, jenis reaksi kimia ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan atau pembentukkan. Untuk lebih jelasnya dpat dilihat pada contoh reaksi berikut ini.
HCl  
Sperti halnya pada reaksi pembentukkan zat-zat yang terbentuk dari reaksi penguraian juga harus terbentuk mejadi zat-zat yang stabil dari unsure pembentuknya. Pada contoh reaksi penguraian di atas, zat HCl di uraikan menjadi zat-zat pembentuknya yang terdiri dari gas hydrogen dan gas klor.
Gas hydrogen haruslah terbentuk senyawa diatomic sementara itu gas klor juga terbentuk dari pengikatan dua atom Cl (unsurn diatomic) sebagaimana unsure-unsur dari golongan halide (VII A).
4.      Reaksi Metatetis
Reaksi Metatetis merupakan reaksi pertukaran dua buah ion pembentuk  rutan elektolit dari garam tertentu. Reaksi bisa terjadi bila salah satu pereaksi atau hasil reaksi yang di harapkan memiliki kelauran yang rendah di daklam air (pelarut). Dengan kata lain reaksi ini bisa terjadi apabila terdapoat endapan sebagai hasil akhir dari reaksi.
Contoh reaksi :
NaCl + AgNO3 ­--> AgCl + NaNO3
Kedua pereaksi (di sisi kiri tanda panah) merupakan larutan elektrolit garam. Kedua garam tersebut kemudian di campurkan sehingga terjadi reaksi di dalamnya. Berupa pertukaran ia positif dan negative dari masing-masing pereaksi. Seperti telah di kemukakan di atas, reaksi ini bisa terjadi apa bila hasil reaksi yang di harapkan memiliki kelarutan yang rendah.
Untuk kasus reaksi di atas AgCl merupakan senyawa yang memiliki kelarutan yang rendah di dalam air. Setelah reaksi terjadi senyawa AgCl akan mengendap berupa endapan putih. Endapan putih AgCl tersebut akan membentuk kesetimbangan antar senyawa AgCl dan ion-ion pembengtuknya ( Ag+ dan Cl-).


REAKSI ASAM BASA

Label:


REAKSI ASAM BASA
Senyawa asam basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari – sehari. Secara umum zat – zat yang barasa masam mengandung asam misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka asam tartart pada anggur, asam laktat ditumlkan dari air susu yang rusak.  Sedangkan basa pada umumnya bersifat licin dan berasa pahit,misalnya sabun, para penderita penyakit maag salau meminum obat yang mengandung magnesium hidroksida.
1.      Asam dan basa menurut arhenius
Asam adalah suatu  zat  yang bila dapat dilarutkan kedalam air.maka akan menghasilkan ion hydrogen atau ( H+). Asam pada umunya merupakan senyawa kovalen.misalnya gas hidrogen klorida yang merupakan senyawa kovalen tetapi apabila dilarutkan kedalam air maka ion – ionnya akan terurai
 HCL + H2O à H+ + Cl-
 Ion H+ tidak berupa proton bebas akan tetapi terikat pada molekul air, membentuk H3O+ ( ion hidronium ). Akan tetapi untuk kepraktisan maka ditulis H+ saja.
Perlu diingat bahwa yang menyebabkan sifat asam adalah ion H+. oleh karena itu senyawa seperti etanol ( C2H5OH ), gula pasir ( C12H22O11 ).meskipun mengandung atom hydrogen tetapi tidak bersifat asam, karena tidak dapat melepas ion H+ pada saat dilarutkan kedalam air.
Namun ada senyawa yang tidak memiliki atom hydrogen tetapi bersifat asam yaitu beberapa oksida bukan asam sebab mereka dapat bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H+ atau dapat disebut dengan oksida asam.
Contoh :
             CO2   +          H2O    à        H2CO3
SO2     +          H2O    à        H2SO3


TABEL ASAM
Rumus asam
Nama asam
Reaksi ionisasi
HBr
Asam bromida
HBr à H+ + Br-
HNO3
Asam nitrat
HNO3 à H+ + NO3-
CH3COOH
Asam asetat
CH3COOH à H+ + CH3COO-

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah ion H+ yang dihasilkan untuk setiap molekul asam mendapat satu, dua, dan tiga asam yang dihasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam monoprotik atau asam berbasa satu, sedangkan asam yang menghasilkan dua ion H+ disebut asam diprotik atau berbasa dua.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion OH- yang menyebabkan ion basa adalah dari OH-.


TABEL BASA
Rumus basa
Nama basa
Ionisasi basa
NaOH
Natrium hidroksida
NaOH à Na+ + OH-
KOH
Kalium hidroksida
KOH à K+ + OH-
NH3
Amonia
NH3 à NH4+ + OH-

Dari tabel diatas NH3 tidak memiliki gugus OH namun NH3 dalam larutannya dapat menghasilkan OH-. Tidak semua senyawa yang mengandung gugus OH- meruppakan suatu basa.
2.      Asam basa menurut bronsted – lowry
Asam basa yang dikemukakan oleh Arrhenius dibatasi oleh larutan dalam air. Ternyata ada banyak reaksi yang menunjukkan sifat reaksi asam basa meskipun tidak dilarutkan dalam air atau bahkan tanpa pelarut sama sekali. Sebagai contoh reaksi antara gas HCL dan gas NH3 yang dilarutkan dalam benzene.

HCL (g) + NH3 (g)                            NH4Cl(s)

Pada reaksi tersebut proton diberikan oleh HCL (suatu asam ) ke molekul NH3 (suatu basa ). Berdasarkan fakta tersebut ahli kimia Denmark J.N bronsted dan ahli kimia inggris T.M Lowry  ( 1923 ) secara terpisah memberikan definisi baru tentang asam dan basa yang berkaitan dengan transfer proton. Definisi ini selanjutnya dikenal sebagai teori asam basa Bronsted – lowry. Menurut Bronsted – lowry asam adalah molekul atau ion yang memberikan proton ( donor proton ) yaitu ion H+ , sedangkan basa adalah molekul atau ion yang menerima proton ( ekseptor proton ) .
Jadi, dalam teori asam basa bronsted lowry, ion hydrogen ( proton ) dipindahkan dari asam ke basa. Asam dan basa saling membentuk pasangan dengan kation dan anion yang dihasilkannya, dan dikaitkan sebagai pasangan asam basa konjugasi. Semakin kuat suatu asam maka semakin lemah basa konjugasinya, demikian pula sebaliknya, jadi asam kuat memiliki basa konjugat yang lemah, dan sebaliknya
           
CH3COOH ( aq )               +         H2O(l)                          H3O+ (aq)           +          CH3COO-(aq)

( asam 1 )                              ( basa 2 )                        ( asam 2 )                     ( basa 1)

H2O(l)                           +          NH3(aq)                         NH4+(aq)               +              OH-(aq)
           
(asam 1 )                                  ( basa 2 )                      (asam 2)                       ( basa 1)


Pada reaksi antara CH3COOH  dengan H2O, ion hydrogen ( proton ) dipindahkan dari CH3COOH ke H2O membentuk H3O+ dan CH3COO-  dalam reaksi tersebut CH3COOH adalah suatu asam karena memberikan suatu proton pada H2O, sedangkan H2O yang menerima proton adalah suatu basa. Demikian pula dalam reaksi kebalikannya,  H3O+ adalah suatu asam sedangkan CH3COO- adalah suatu basa. Asam dan basa tersebut saling membentuk pasangan asam basa konjugasi. CH3COOH adalah asam konjugat dari CH3COO- , sebaliknya CH3COO- adalah basa konjugat dari CH3COOH. Sama halnya H3O+ adalah asam konjugat dari H2O, sebaliknya H2O adalah basa konjugat dari H3O+. pada reaksi antara H2O dengan NH3, H2O adalah suatu asam karena memberikan proton pada NH3 sedangkan NH3  sebagai penerima proton adalah suatu basa. Pada reaksi kebalikannya, NH4+ adalah asam dan OH- adalah basanya.
3.       Asam basa menurut lewis
Dalam teori asam basa bronsted – lowry melibatkan adanya transfer  proton dari asam ke  basa. Padahal ada reaksi – reaksi tertentu yang tidak melibatkan transfer proton, misalnya reaksi antara BCl3 dan NH3. Untuk mengatasi keterbatasan teori bronsted lowry, ahli kimia amerika bernama Gilbert N. lewis ( 1923 ) mengemukakan teori asam basa yang lebih luas menurut lewis asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan electron, sebaliknya, basa adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan electron.
Pada dasarnya, definisi asam basa yang dikemukakan oleh lewis sama dengan definisi bronsted lowry karena suatu zat yang memberikan proton dapat dipandang sebagai penerima pasangan electron. Sebaliknya, suatu zat yang menerima proton dapat dipandang sebagai pemberi  pasangan electron. Teori asam basa lewis dapat digunakan untuk menjelaskan reaksi – reaksi dari senyawa yang tidak memiliki ion hydrogen maupun ion hidroksida.
Contoh :
 reakasi antara boron trifluorida BF3dan ion fluorida F–.
                       
                        BF3 + F– → BF4–