BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Organime multiseluler memerlukan mekanisme untuk
komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah. Sistem endokrin yang
terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan sistem syaraf,
mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kegiatan organ-organ tubuh kita.
Untuk itu kelenjar endokrin mengeluarkan suatu zat yang disebut hormon. Kelenjar
endokrin tidak mempunyai saluran jadi hormon yang dihasilkan diangkut melalui
sistem peredaran darah ke sel-sel yang dituju guna melangsungkan proses yang
diperlukan oleh tubuh. Kata “hormon” mempunyai arti senyawa yang merangsang
istilah hormon diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1904 oleh Wiliam
Bayliss dan Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin suatu molekul yang
dihasilkan oleh duodenum yang merangsang keluarnya pankreas.
Sekresi Hormonal, hormon merupakan mediator kimia yang
mengatur aktivitas sel/ organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan
cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem
sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi endokrin ini
bisa dilihat dari sekresi hormon insulin oleh β Langerhans Pankreas yang akan
dibawa melalui sirkulasi darah ke organ target. Konsentrasi homon dalam cairan
ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15-10-9.Berdasarkan strukturnya, hormon
dikelompokkan menjadi 3 golongan hormon steroid, hormon turunan protein dan
hormon turunan asam amino steroid senyawa kolesterol. Hormon–hormon ini
dihasilkan oleh gonad korteks adrenal dan hormon yang dihasilkan didalam tubuh
umumnya tersusun oleh senyawa protein. Hormon yang berasal dari turunan protein
ialah pituitary, partiroid, lambung, hati dan ginjal. Hormon tersusun oleh
turunan asam amino, misalnya tiroksin yang berasal dari asam amino tiroksin
yang merupakan hormon yang disekresi oleh kelenjar trioid.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu Hormon ?
2.
Apa saja macam-macam hormon ?
3.
Bagaiamana mekanisme kerja hormon ?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian hormon.
2.
Untuk mengetaui macam-macam hormon.
3.
Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon.
1.4.
Batasan
Masalah
Makalah hanya membahas tentang Hormon
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.1.
Sekresi Hormonal
Hormon
merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu
sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut
sebagai fungsi Endokrin Ini
bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ
targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di
sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirulasi dalam plasma di sebut
sebagai fungsi Parakrin, digambarkan
oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin
pada sel α pulau
Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut
sebagai fungsi Autokrin. Secara
khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen
yang bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan
meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
2.1.2 Reseptor Hormon
Konsentasi
hormon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15 –10-9. Sel target
harus membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga
antar hormon dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal
yangterikat pada sel target disebut Reseptor
→Reseptor Hormon: Molekul pengenal spesifik dari sel tempat
hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya Umumnya pengikatan Hormon
Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen Reseptor hormon bisa terdapat
pada permukaan sel (membran plasma) atau
pun intraselluler.
Interaksi
hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa
yang disebut sebagai second messenger
(hormon sendiri dianggap sebagai first messenger) Jika hormon sudah
berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka
peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai.Hal ini dapat melibatkan
reaksi modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi
gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan dilepaskannya zat-zat
pengatur
2.1.3 Struktur
Reseptor Hormon
Setiap
reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional
yaitu
1.
Domain pengenal akan mengikat hormone
2.
Regio skunder menghasilkan (tranduksi) signal yang
merangkaikan pengaturan beberapa fungsi intrasel Reseptor hormon Steroid dan
Thyroid membentuk suatu superfamili yang besar dari faktor transkripsi. Disini
termasuk juga reseptor untuk vitamin D dan Asam retinoid. Reseptor untuk hormon
Glukokortikoid mempunyai beberapa domain fungsional yaitu:
1.
Regio pengikat hormon dalam bagian terminal
karboksil
2.
Regio pengikatan DNA yang berdekatan
3.
Sedikitnya dua regio yang mengaktifkan transkripsi
gen
4.
Sedikitnya dua regio yang bertanggung jawab atas
translokasi reseptor dari sitoplasma ke nucleus
5.
Regio yang mengikat protein renjatan panas tanpa
adanya ligand
2.1.4 Klasifikasi Hormon
Hormon
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon
di dalam sel
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia
pembentuknya:
1.Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2.Golongan
Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.Golongan derivat
Asam Amino dengan molekul yang kecil
→Thyroid,Katekolamin
4.Golongan
Polipeptida/Protein
→Insulin,Glukagon,GH,TSH
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormone:
1. Lipofilik :
kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik :
kelompok hormon yang dapat larut dalam air
. Berdasarkan
lokasi reseptor hormone:
1.Hormon yang
berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.Hormon yang
berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel : kelompok
Hormon yang
menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol,
Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler
2.1.5 Kelompok Hormon yang Berikatan dengan
Reseptor Permukaan Sel
Kelompok
hormon ini terdiri dari hormon-hormon yang bersifat larut dalam air dan terikat
pada membran plasma sel sasaran. Hormon-hormon ini akan berkomunikasi dengan
proses meTabolisme intraseluler melalui senyawa yang disebut sebagai second
messenger.Konsep second messenger timbul dari pengamatan Earl Sutherland dan
rekan-rekan,bahwa Epineprin terikat pada membran plasma eritrosit burung
merpati dan meningkatkan cAMP.Diikuti oleh berbagai macam percobaan ditemukan
bahwa cAMP ternyata mengantarai efek metabolik banyak hormon. Senyawa second
messenger yang diaktivasi oleh pengikatan antara hormonc dengan reseptor
spesifiknya di membran plasma
2.1.6. INSULIN
Pulau
Pankreas mensekresikan paling sedikit empat jenis hormon yaitu:
-
Insulin
-
Glukagon
-
Somastotatin
-
Polipeptida Pankreas
Insulin
disekresikan dari pankreas 40-50 unit/hari (15-20% dari penyimpanan ). Sekresi
insulin dapat berlangsung secara :
- Sekresi insulin basal: terjadi tanpa
adanya rangsangan eksogen Ini merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam
keadaan puasa
- Sekresi insulin yang dirangsang :
sekresi insulin karrena adanya respon terhadap rangsang eksogen. Sejumlah zat
yang terlibat dalam pelepasan insulin disini adalah :
1.
Glukosa rangsang pelepasan insulin paling poten
Glukosa dapat masuk
kedalam sel β pankreas secara
difusi pasif yang diperantarai protein membran yang spesifik disebut Glukosa
Transpoter 2 → rangsang sekresi
insulin
2. Asam
Amino, Asam lemak, Badan keton
3. Faktor
hormonal
Preparat β adrenergik merangsang pelepasa insulin yang
mungkin dengan cara peningkatan cAMP intrasel.Paparanyang terus menerus dengan
hormon pertumbuhan, kortisol,laktogen plasenta, estrogen, progestin dalam
jumlah yang berlebihan juga meningkatkan sekresi insulin
4.
Preparat farmalologik : • Senyawa Sulfonilurea • Tolbutamid
2.1.6.1.Mekanisme Kerja Insulin
Dimulai
dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada
permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
- subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas
ekstraseluler terlibat pada pengikatan molekul insulin
- subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan
di dalam sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada
pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor
insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap
substrat reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan
domain SH2 pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai
efek insulin yang berbeda. Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu
otot lurik dan jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal
dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein
intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel.
Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah
transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.
2.1.6.2. Efek Insulin
Ø
Efek pada hati
- membantu
glikogenesis
- meningkatkan
sintesis trigliserida, kolesterol, VLDL
- meningkatkan
sintesis protein
- menghambat
glikogenolisis
- menghambat
ketogenesis
- menghambat
glukoneogenesis
Ø Efek pada
otot
-
membantu sintesis protein dengan :
. meningkatkan transport asam amino
. merangsang sintesis protein ribosomal
- membantu sintesis
glikogen
Ø Efek pada
lemak
- membantu
penyimpanan triglserida
- meningkatkan
transport glukosa ke dalam sel lemak
- menghambat
lipolisis intraseluler
2.1.7. Kelompok
Hormon Mempunyai Reseptor Intrasel
Kelompok
hormon ini bersifat lipofilik dan dapat berdifusi lewat membran plasma semua
sel, tetapi hanya menjumpai reseptor spesifiknya di dalam sel sasaran. Kompleks
Hormon Reseptor selanjutnya menjalani reaksi aktivasi yang tergantung pada suhu
serta garam dan reaksi ini akan mengakibatkan perubahan ukuran, bentuk, muatan
permukaan yang membuat kompleks hormon tersebut mampu berikatan dengan kromatin
pada inti sel. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA
yang dinamakan unsur respon hormon/HRE dan membuat aktif dan inaktif gen
spesifik.Dengan memberi pengaruh yang selektif pada transkripsi gen dan
produksi masing-masing mRNA ,pembentukan protein spesifik dan proses metabolik
dipengaruhi.
Kelompok
hormon steroid seperti Estrogen,Progsteron, dan Kortison memberi pengaruh
dominan pada transkripsi gen.Hormon ini akan berikatan dengan reseptornya di
intrasel dari sel target. Kompleks hormon reseptor berbertindak sebagai sinyal
intrasel akan terikat pada pada unsur respon hormon yang barfungsi mengaktivasi
proses tanskripsi menyebabkan pembentukan mRNA spesifik. Efek yang sama juga
terhadap hormon Thyroid
2.1.8. Hormon
Thyroid
Kelenjar thyroid
merupakan organ yang mensekresikan terutama hormon 3,5,3’-l-triiodotironin (
T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4). Hormon ini membutuhkan Iodium untuk
aktifitas biologiknya. Pada kelenjar Thyroid T3 dan T4 terikat pada
thyroglobulin, tempat berlangsungnya biosintesa hormon ini . Pembebasan T3 dan
T4 dari thyroglobulin memerlukan enzim proteolitik yang distimulasi oleh TSH
(atau cAMP) tetapi dihambat oleh Iodium dan oleh Litium seperti Litium Karbonat
yang digunakan untuk terapi manik depresif .Efek ini dimanfaatkan dengan
penggunaan Kalium Iodida untuk terapi hiperthyroidisme. T3 dan T4 yang berada
di sirkulasi berikatan dengan protein darah yaitu :
- TBG ( 85 % )
- TBPA
- Albumin (sedikit )
Aktifitas biologik
hormon ini adalah oleh fraksi yang tidak terikat (bebas)
2.1.8.1.Mekanisme
Kerja
Hormon T3
dan T4 berikatan dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di
nukleus sel sasaran. Di sitoplasma hormon ini berikatan pada tempat dengan
afinitas yang rendah dengan reseptor spesifiknya. Kompleks hormon reseptor
berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi sintesis
protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen. Dari transkripsi
gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka. Perubahan
tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein
ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Organisme
multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi
respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang
selalu berubah. Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana
tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf seriing
dipandang sebagai pembawa pesan melalui siistem struktural yang tetap. Sistem
Endokrin dimana berbagaii macam” hormon
“disekresikan oleh kelenjar spesifik , diangkut sebagai pesan yang
bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari
hormon). Kata hormon berasal darii istilah Yunani yang berarti membangkitkan
aktifiitas.
Hormon
merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Sekresi
hormon dikenal secara Endokrin, Parakrin dan Autokrin. Hormon sebelum memulai
efek biologiknya harus berikatan dengan reseptor pengenal Spesifiknya. Reseptor
hormon bisa terdapat pada permukaan sel
(membran plasma) atau pun intraselluler.
Hormon-hormon
pituitaria dan ovarium juga bertanggung jawab terhadap perkembangan kelenjar
susu. Disamping itu juga diketahui bahwa estrogen terutama berperan pada
perkembangan saluran susu dan progesteron bertanggung jawab pada perkembangan
lobulo-alveolar.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjadi, Ana
& F.M.Titin supriyanti.1994. Dasar –dasar biokimia.Jakarta:UI
Udiati Umi,
Menyerentakkan berahi Domba Dan Kambing dengan Spons Progesteron. Warta Penelitian Dan Pengembangan Pertanian
Vol.29,No.,3,2007